This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kuperawani Setiap Pacar Pacarku






Aku mengenal yang namanya wanita sejak kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe.. dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni “susu”-nya, dan terkadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya. 

Dan saat aku duduk di bangku kelas satu SMP, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai sambil mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol.. tapi kuakui itu. Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi.

Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini.. begitu.. dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi. Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, setelah dia mandi dan masuk kamar. Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin. Ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik, banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama.

Tanpa terasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya. “Hkk.. nngg..” kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan batang kemaluanku dan menarik-nariknya. Ahh.. kutarik napas lega dan kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan.

Semenjak saat itu, aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang, hohoho.. penjahat kelamin?

Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola). Hohoho.. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk, sakit memang, tapi toh ada manfaatnya, hehehe. Jadi, aku berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB, hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu SMU dengannya, dan satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.

Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan aku berhasil mencium bibirnya, eh.. enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama, hahaha.. bergetar.. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan kemaluanku ke guling, membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh.. ahh.. ahh.. kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, dan kuajak dia berputar-putar keliling kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan sopirku. Akhirnya aku mendapat “SIM-beli” setelah merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku. Dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa menikmati tubuh kekasihku, daripada hanya bibirnya, lagipula batang kemaluanku menuntut terus tiap waktu.

Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan raya, eh.. dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagus.. oke. Beberapa hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam Minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol Surabaya-Gempol.

Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh. Jadi kugesek-gesekkan saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat memberi wanti-wanti, “Ray.. jangan cerita-cerita okay?” Oh.. tentu tidak dengan menggunakan namanya dan namaku yang asli, hohoho.

Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak, jadi aku pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya. Mmm.. enak sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil dan dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2. Saat itu aku mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, dan karena aku anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat “sakauw”. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagi pula Enni sama sekali tidak tahu aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang merosot 23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu. Toh dia percaya. Vimax Asli Solo

Suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, dan kemudian seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih bersyukur saja karena kaca mobilku gelap, hehehe.. jadi, kubuka baju dan behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya seperti biasa, sambil sesekali meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, dan ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka.

Enni mengerang lirih saat kusentuh kemaluannya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang wanita di depan mataku, bentuknya indah sekali, berbeda dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku bertanya-tanya. “Aku tahu bagaimana membuatmu enak..” bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, dan kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku, “Ahh.. hahh.. ahh..” aku juga semakin bernafsu, persis seperti di film, pikirku saat itu. Hanya saja, untuk menjilat aku belum berani, jijik.

Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat, “Ahh.. ahh.. khh.. hh..” Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya. “Aaahh..” kurasakan tanganku sangat basah, pahanya bergerak-gerak membuka dan menutup. Aku pun menghentikan tanganku sejenak, melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah. Eh.. dia malah berkata, “Gantian. Aku ingin lihat punya kamu!” Oh God, hahahaha.. sure, dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang dan bergerak-gerak di depannya. “Duduk..” kataku sedikit memerintah.

Kugamit jemarinya dan kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tapi dia diam saja, “Salah.. Begini loh!” kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya, dan.. damm it! it feels soo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menarik-nariknya, enak. Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok bibir kemaluannya, “Ahh.. hh.. uhh.. ahh..” kami mengerang dan mengeluh bersamaan, kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar. “Ahh.. mm.. hh.. ahh.. enak sekali..” kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya dan akhirnya spermaku keluar mengenai sandaran kursi. Kami terdiam sejenak, melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh..” kudengar ia berkata dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang.

Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yang sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra Inggris).

Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan mungkin karena kenangan berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas kemaluannya dari lapisan celana ketatnya.

Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya, memainkan liang kemaluannya di jariku, membuat nafasnya memburu dan terengah-engah, “Ahh.. ahh.. uh.. ngg..” aku merasakan nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di batang kemaluanku yang menegang hebat.

Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis, aku bingung. Lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melewati kepalanya, “Ahh.. uhh.. argg..” kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang kemaluannya dari balik baju kami. Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya di payudaranya, merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu. Kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi dan kuraba kemaluannya yang basah.

Pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, dan kubuka celanaku cepat-cepat. Kurasakan paha telanjangnya menekan batang kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku dan memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh.. ahh.. ahh..hh..” akhirnya kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan batang kemaluanku di liang kemaluannya. “Ahh.. gila.. kenikmatan ini.. ahh..” kudengar ia menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas dan ke bawah, ahh. 

Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merasakan tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas dan ke bawah, “Ahh.. ahh..” ke samping ke depan, “Aahh.. ah.. ah..” merasakan setiap kenikmatan gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping, “Ahk.. ahk..” Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku melewati dan membasahi permukaan perutnya, Ahh.. hah..” nafasku terengah-engah penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku. Pantatnya menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh.. nikmatnya..” baru kali ini kurasakan nikmatnya melakukan petting.

Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. “Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..” Aku mengangguk. Dan itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku. Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di Lawang.

Terbaik Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orangtuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan melakukan petting. Namanya juga cinta pertama.

Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah sangat jauh sekarang. Ahh Enni, selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya Januari 2000, kami melakukan petting lagi di sebuah wisma di kota dimana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum menemuinya lagi. Mungkin kalau ketemu.. hohohoho.. ah, kekasihku, cintaku. Tapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting, woah.. what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu wanita.

Hampir dua kali seminggu aku melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat dan aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh.. aku kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena ditinggal teman-temannya ke diskotik. Wah.. lagi-lagi aku beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu dan ternyata si gadis itu masih PERAWAN! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho.. dalam keadaan “fly” mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta hahaha.. dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam keadaan bingung. Jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya.

Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya, hahaha, lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan, hehehe.. dan enak gila, jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggungjawab. Bajingan? okeh, terserah. Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggungjawab. Hohohohoho.. sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka. Caranya.. hohoho.. nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi kupostkan.

Obat Perangsang Wanita Di Solo
 

Pasangan Lesbi Majikan Dan Pembantu

Cerita Sex Dewasa Mesum Ngentot Lesbi terbaru 2017 – Luna seorang wanita karir berumur 37 tahun yang sampai saat ini masih belum menemukan jodohnya. Beberapa kali kegagalan dalam percintaan membuat Luna muak dengan mahkluk yang namanya lelaki, namun tidak dipungkiri Luna sama sekali tidak alergi dengan yang namanya kontol. Menginjak umurnya yang tak muda lagi, Luna sangat berkonsentrasi dengan karirnya. Seminggu dua kali dia menyempatkan diri untuk menggaet lelaki muda demi memuaskan nafsu birahinya tanpa ikatan. Luna mempunyai tubuh yang montok. Luna rajin olahraga seperti yoga, fitness, body combat dan lain-lain. Berat badannya sudah memasuki angka 78kg sedangkan tingginya hanya 169cm. Perutnya sudah menimbun lemak yang cukup namun tidak membuncit. Toketnya pun terlihat sangat montok berukuran 38C.


Luna tinggal sendiri di komplek rumah dinas yang diberikan atas jabatannya. Otomatis semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan sendiri. Jarak dari rumahnya ke kantor Tidak begitu jauh, namun situasi Jakarta membuat Luna harus berangkat pagi untuk menghindari kemacetan dan baru sampai di rumah lagi pukul 18.30. Setiap hari Luna harus bergelut dengan kemacetan dan saat sampi rumah Luna memilih langsung tidur di kamarnya. Setelah dipikir-pikir dia membutuhkan pembantu rumah tangga. Dan dengan segala pertimbangannya, Luna lebih memilih mengambil pembantu rumah tangga langsung dari kampung ketimbang ambil dari biro jasa penyalur pembantu. Hal ini dikarenakan Luna sering mendengar keluh kesah teman-teman kantornya tentang kelakuan pembantu jaman sekarang yang diambil dari biro jasa. Gaji besar tapi kerja malas.

Siang itu hari sabtu, pembantu baru Luna tiba. Namanya Runi. Runi merupakan janda yg sudah mempunyai seorang anak. Usia Runi sekitar 26-27 tahunan. Sedangkan anaknya sudah berumur 3,5 tahun dan ditinggal di kampung. Hari pertama kerja Runi sangat memuaskan.

Seperti yang sudah diceritakan diatas, Luna seminggu 2 kali selalu membawa brondong pulang untuk memuaskan hasrat seksualnya. Namun sekarang agak berbeda semenjak ada Runi. Luna menyuruh Runi pergi dulu dari rumah sebelum si brondong datang dan memberikan uang lebih agar Runi bisa pergi keluar kompleks sampai Luna menelponnya untuk balik pulang. Sebulan-dua bulan Runi nurut saja dengan permintaan Luna, sampai pada akhirnya di bulan ketiga rasa keingintahuan Runi memuncak. Segera setelah diberikan uang untuk pergi, Runi keluar kompleks dan menunggu disana. Berselang 30 menit, ada mobil yang masuk di halaman rumah majikannya. Runi asing dengan mobil itu. Maklum kompleks rumah dinas cuma ada 16 rumah, yang ditempati hanya 10 rumah dan yang ada mobilnya hanya 8 rumah sehingga Runi hapal semua mobilnya.

Setelah menunggu sekitar 20 menit Runi kembali masuk kompleks. Namun Runi tidak masuk dari pintu depan, melainkan masuk dari pintu samping yang sebelumnya sengaja tidak dikunci biar gampang masuk. Runi mengendap2 masuk. Suasana dalam rumah gelap sekali hanya lampu meja yang remang2 menyala. Runi kemudian melangkah ke arah kamar Luna. Terdengar ada suara2 laki-laki dan perempuan berbincang manja. Tak lama kemudian Runi mendengar lenguhan panjang Luna dari dalam dan kemudian sepi. Setelah beberapa saat lampu di dalam kamar Luna menyala dan terpancar dari sela pintu di bawah. Runi pun panik dan lari menjauh, mencari tempat sembunyi, Runi kemudian merangkak ke bawah meja makan agak jauh dari kamar Luna. Terlihat dua pasang kaki keluar dari kamar. Runi kembali mendengar lenguhan panjang Luna. Runi membayangkan Luna sedang dicumbui laki-laki tersebut dari belakang. Runi tak bisa mekihat jelas karena terhalang meja dan taplak tempatnya bersembunyi. Runi membayangkan mungkin laki2 tersebut sedang menggerayangi Luna dari belakang.

Seketika tubuh Luna berputar dan sedikit menjinjit, suara lenguhan-lenguhan kembali muncul. Kaki Luna terlihat seperti tidak dapat mengimbangi serangan-serangan dari laki2 tersebut. Luna dihimpit di tepi kusen pintu. Kedua kaki Luna terangkat menggantung dan hanya menyisakan kaki sang laki2. Runi membayangkan tubuh Luna sedang diangkat. Kedua kaki Luna bergoyang-goyang maju mundur seirama dengan rintihan dan desahan Luna,

“Aaahhh sakiittt…” jelas terdengar oleh Runi dari bawah meja.
“Apanya yang sakit sayang?” jawab si laki2.
“Punggungku” balas Luna.
“Oh aku kira memeknya” ucap si laki2.
“Kalo memeknya sih enak banget..aaaahhh…” racau Luna.

Kemudian Runi sedikit melihat si laki2 menggendong Luna ke meja kerja. Kini kaki Luna terangkat tinggi dan tak terlihat lagi.

“Sodok yang cepet sayang nanti keburu Runi datang” kata Luna.
“Iiihhh tante tenang donk…” ucap si laki2.

(HA TANTE) kata Runi dalam hati (APA MAKSUDNYA PANGGIL TANTE) tanya Runi dalam pikirannya. Disela-sela Runi perpikir, genjotan si laki2 semakin menjadi terlihat dari dengkul kaki yang meregang dan menegang naik turun ditambah derit kaki meja yang sejajar dengan genjotan si laki2.

“Aaaahhhh…yeesss…enak sayaaaang…” Lunguhan Luna dibarengi helaan nafas panjang lega dari si laki2. Tak lama kemudian kaki Luna muncul lagi ditepi meja kerja.

“Tokong ambilkan tisu donk, pejuhnya netes nih” suruh Luna kepada laki2 itu. Segera si laki2 berjalan menuju meja makan mengambil tisu. Kemudian mengelap lelehan cairan pejuh di meja. Runi yg melihat dan mendengar membuat perasaannya campur aduk, antara takut ketahuan, penasaran siapa si laki2 tersebut dan disaat yang bersamaan juga merasakan memeknya basah. Sepertinya Runi horny melihat film pendek barusan. Persembunyian Runi masih tertutup erat ditambah lampu ruang tengah yang masih temaram dari satu lampu meja telepon saja, di samping lampu dari kamar Luna.

“Pakai baju sana” kata Luna.
“Iya tante” jawab si laki2.
“Makasih ya untuk kenikmatan yg kamu berikan hari ini” ucap Luna lagi.

Luna kemudian turun dari meja kerja dan masuk ke kamar, setelahnya keluar dengan menggunakan kimono tidur. Runi tidak memperhatikan si laki2 yang sudah menggunakan celana jeans. Mereka berdua pun jalan ke arah ruang tamu. Tak lama suara mesin mobil menyala dan terdengar menderu menjauhi rumah Luna. Merasa sudah aman kemudian Luna mencoba untuk menelpon Runi. Tiba-tiba. TINUUUTNINUUUTTT…. nada dering dari HP Runi berbunyi dari saku celana. Luna kebingungan dan segera lari ke dalam untuk mencari sumber suara. Runi yang panik karena HPnya berbunyi terperanjat dan kepalanya terjedut bawah meja. HP Runi pun mencelat dari saku celana dan terlempar keluar dari kolong meja dan berhenti tepat di depan kaki Luna.

“Runi…?” kata Luna kaget.
“Kamu di bawah situ?” tanya Luna lagi.

Tanpa menjawab kemudian Runi merangkak keluar tertunduk malu.

“Kenapa kamu bisa di bawah situ, bukannya saya menyuruh kamu keluar dulu kayak biasanya?” tanya Luna pelan.
“Maaf bu…sa..saya…” jawab Runi terbata-bata.
“Saya apa?” tanya Luna lagi.
“Iya bu, maaf, sebenarnya tadi saya sudah keluar, tapi HP Runi ketinggalan…Makanya saya balik lagi untuk ambil HP bu, berhubung ada tamu ibu saya sungkan masuk dari luar dan saya masuk dari pintu samping, saat saya masuk di dalam gelap sekali, saya juga mendengar ada suara ibu dengan seorang laki2, karena saya takut makanya saya ngumpet di kolong meja” kata Runi mencari alasan.

“Ooh gitu ya” ubar Luna.
“Ya sudah gpp, tapi saya minta kamu gak usah omongin apa-apa soal ini ke orang-orang ya, gak ke tetangga, ke pembantu tetangga, ke satpam juga. Nanti saya tambahin duit kamu. Paham?” ucap Luna.
“Iya bu saya paham” jawab Runi.

Minggu demi minggu berlalu, Luna dan Runi semacam meraih kesepakatan bersama agar Luna menambahkan uang jajan setiap kali Runi ditugaskan untuk keluar kompleks dan Runi pun dengan kesadaran diri membungkam mulutnya untuk tidak bertanya soal apa yang terjadi malam itu. Ataupun malam-malam berikutnya.

Minggu sore Runi dan Luna sedang berada di dapur. Runi sedang mencuci piring sedangkan Luna sedang bersiap-siap untuk membuat jus di meja.

“Kamu udah menjanda berapa tahun Ni?” kata Luna memecahkan keheningan.
“Udah hampir 4 tahun bu” jawab Runi.
“Selama itu apa kamu ga pengen gituan?” tanya Luna.
“Gituan apa bu?” tanya balik Runi.
“Ah kamu belagak bego…diumur2 kamu sekarang ini lagi gairah-gairahnya ngesex kan?” ucap Luna.
“Hehehe..ibu kog tahu sih…” jawab Runi.
“Kamu ga coba minta jatah mantan suami kamu tao gimana gitu?” desak Luna.

Runi sebenarnya mulai risih dengan pertanyaan-pertanyaan yg dilontarkan Luna, namun mengingat yang bertanya adalah majikan dia wajib menjawab

“Ya gimana bu, saya sudah muak sama yang namanya laki, mereka egois. Kalo soal memek gampanglah bu, pake terong juga bisa hahaha…” jawab Runi sekenanya.
“Tapi rasanya kan beda Ni” kata Luna.
“Sama aja sih bu, malah enakan sama terong timbang sama kontol” jawab Runi.
“Oya bu saya mau tanya tapi sebelumnya saya minta maaf kalo saya lancang, itu yg datang semuanya pacar ibu?” sambung Runi bertanya.
“Bukan Runi, mereka cuma anak kecil saya manfaatin aja untuk memeuaskan nafsu birahiku, gak perlu pacar saya. Samalah kayak kamu, kontol masih perlu, tapi untuk muasin diri saya gak perlu2 amat sih. Saya cuma butuh mereka kalau rangsangan dari tanganku gak bisa menuhin nafsu.” jawab Luna menjelaskan.

Obrolan semakin memanas dan keduanya pun justru saling berbagi mengenai bagaimana mereka memuaskan diri tanpa bantuan kontol lelaki. Runi dan Luna saling membelakangi, namun Runi tidak menyadari kalo Luna sudah berhenti menyiapkan bahan-bahan untuk jus dan berbalik ke arah Runi. Tubuh Runi juga montok hampir mirip dengan tubuh Luna. Toketnya super montok dengan ukuran BH 36B. Meskipun terbalut kaos oblong bekas milik Luna dan rok selutut. Tetap saja lekuk tubuh Runi entah kenapa membangkitkan gairah Luna. Kemudian Luna memberanikan diri memeluk Runi dari belakang

“Aduh bu kenapa ini?” tanya Runi kaget.
“Katanya kamu gak butuh laki2, sama kayak aku juga gak butuh laki2, kita berdua sama2 tau gimana cara memuaskan diri kita masing2” jawab Luna sambil membelai rambut Runi.
“Aku jadi penasaran kalo kita saling memuaskan” imbuh Luna.
“Ah…ibu jangan bu…” elak Runi.

Dia mencoba mundur dari meja cuci piring namun Luna menghimpitnya. Luna jadi horny begitu mendengar Runi menceritakan aktifitas sexnya. Runi masih mencoba untuk meronta tapi Luna kembali memeluknya dari belakang. Tangan kanan Luna mencoba meremas lembut toket Runi tapi ditahan dengan tangan kiri Runi. Sambil bertumpu di meja cucian piring Runi kembali meronta mundur ke belakang. Tapi Luna menghimpit dan menahan Runi agar tak bisa kemana mana. Tenaga Luna masih terlalu besar untuk dilawan oleh Runi. Tangan kiri Luna mulai menggerayangi paha Runi. Runi pun mulai kalut dalam nafsu. Terdengar nafas beratnya dan matanya merem melek saat Luna menciumi tengkuk dan leher Runi.

Luna lalu menggesek-gesekkan memeknya yang masih terbungkus celana hotpants ke pantat Runi yang kini roknya telah tersingkap, menyisakan celana dalam pink terlihat. Remasan toket yang dilakukan Luna semakin lama semakin menjadi. Keduanya kini saling mengimbangi gesekan-gesekan. Tak tahan Runi pun akhirnya membalikkan kepala untuk melihat ke arah Luna. Luna serta merta langsung menyerang bibir tipis Runi dengan ciumannya yang dahsyat. Runi terperanjat. Baru kali ini dia bercumbu dengan majikannya. Baru kali ini pula ia bercumbu dengan seorang wanita, dan baru kali ini pula dia merasakan getaran birahi sedemikian hebatnya hingga Runi yang awalnya menyerah menerima ciuman Luna kini membalas lumatan dengan garang. Luna tak kuasa, ia menciumi Runi dengan sepenuh tenaga, sisa tenaga yang tak tersalurkan melalui gesekan-gesekan memek dan ramasan toket ataupun cumbuan mautnya ia salurkan dengan menjambak-jambaki rambut Runi. Dengan penuh perasaan tentunya. Luna kemudian memutar balikkan tubuh Runi, kaki mereka diposisikan saling bersilangan hingga kedua wanita montok ini menggesek-gesekkan memeknya satu ke yang lainnya sambil masih bercumbuan. Luna sesekali memeriksa celana dalam Runi yang telah basah. Ini merupakan sinyal bagus karena lawan mainnya ternyata menerima respons.

Pergulatan mereka berdua sepertinya tidak bisa diselesaikan di ruang dapur. Kemudian Luna yang bertenaga lebih besar ketimbang Runi, dengan kedua tangannya meremas bokong padat Runi dan mengangkat Runi ke gendongannya. Runi pun bereaksi melompat ke pangkuan Luna dan melingkarkan kedua kakinya ke perut Luna. Luna memeluk erat tubuh Runi dan mulai menggerayangi toket Runi dengan mulutnya. Luna berjalan menuju kamar. AC kamar sudah menyala siap menyambut kedatangan dua pegulat kelas menengah untuk bertarung syahwat di kasur yang sudah tertata rapi. Luna melempar Runi ke kasur.

“Ayo Runi buka pakaian kamu” perintah Luna. Tanpa diperintah dua kali, Runi segera melucuti seluruh pakaiannya. Begitupun dengan Luna. Kini mereka berdua sudah telanajang bulat.

Runi telentang bertopang siku kanan sedangkan tangan kirinya memain-mainkan memeknya untuk mempertahankan birahi yang sedang tinggi-tingginya ini. Melihat pemandangan itu memebuat Luna semakin tak kuasa. Diterjangnya Runi dan dalam sepersekian detik keduanya sudah berpelukan dengan posisi kaki bersilangan dan saling menggesekkan memek pada paha lawan tarungnya. Ciuman demi ciuman dilancarkan kedua wanita ini. Tubuh keduanya menggeliat tak karuan ditunjang dengan keringat yang bercucuran mengalahkan dinginnya AC. Sambli bergesek-gesekkan (Istilah luar negerinya tribbing, coba aja google heheheh), mereka adu kuat dan menunjukkan dominasi masing-masing dengan bergantian untuk berada di posisi atas. Setelah bergulat selama kurang lebih 15 menit, Runi akhirnya terlihat menyerah, gesekan memeknya berubah menjadi jepitan paha dan tidak terasa oleh Luna gerakan menggesek yang dilakukan oleh Runi. Tak lama pinggul Runi pun bergetar hebat dan “CROOOTTT…” Luna merasakan basah di pahanya. Wow… ternyata Runi ini squirter, alangkah jackpotnya.

“Maaf bu saya keluar duluan” ucap Runi melemas.

Luna pun tetap melancarkan serangannya dan ternyata secepat kilat Runi kembali panas.

“Saya akan buat ibu puas” kata Runi.

Luna hanya diam saja saking nikmatnya menjilati kedua toket Runi secara bergantian. Posisi terakhir dimana Luna berada di atas Runi diputarbalikkan dan Runi pun merangkak ke bawah dan mulai menjilati memek Luna. Menerima perlakuan itu, Luna melenguh nikmat dan tububnya menggeliat terkayang-kayang, kedua pahanya kini bertumpu pada pundak Runi. Runi menyiksa Luna dengan jilatan mautnya. Ternyata Runi lebih jago dalam urusan jilmek. Rontaan Luna membuat Runi terhempas kesana kemari namun Runi bertahan dengan mengunci posisi dan memeluk erat pinggang Luna.

Tak lama kemudian Luna menjambak rambut Runi dari sela pahanya sambil pitingan pahanya menjepit kepala Runi semakin keras.

“Oooohhhh Yeeessss…..nikmaaaattttt…CROOOOOTTT…”

Cairan panas deras menyembur dari memek Luna menyemprot muka Runi yang masih berada di selangkangan Luna. Runi yang sambil jilmekin Luna rupanya sedari tadi juga ngobel memeknya sendiri. Mendengar erangan Luna saat mencapai kepuasan, Runi pun terangsang dan meraih klimaksnya yang kedua. Jeritan Luna pun di sahut dengan jeritan nikmat Runi. Luna mengambil nafas perlahan-lahan terengah-engah untuk mengembalikan kesadaran. Selama ini dia selalu dibuat squirt oleh brondong-brondong, namun gak pernah yang nikmatnya seperti ini. Tubuh Luna melemas, jepitan paha Luna pada kepala Runi kini sudah terbuka. Kedua wanita itu terkulai lemas di atas kasur berukuran 200.

“Dengar Runi, mulai sekarang aku gak akan pakai brondong2 lagi untuk muasin nafsu sexku. Aku akan pakai kamu saja” ucap Luna.
“Siap bu, asal saling memuaskan” jawab Runi.

Luna kini lebih menikmati bercinta dengan wanita khususnya dengan Runi. Karena Runi tahu benar bagaimana memuaskan seorang wanita, wajar karena dia sendiri adalah seorang wanita yang sudah tau celah-celah untuk memaksimalkan kepuasan. Luna semakin sayang dengan Runi. Kini penampilan Runi berubah menjadi modis dan tidak terlihat seperti pembantu. Kulitnya yang tadinya sawomatang pun mulai memutih. Rambutnya yang tadi acak-acakan gak karuan pun sekarang sudah lurus dan dipotong pendek sebahu. Perawatan kewanitaan semuanya Luna tanggung dan dibayar mahal dengan kesetiaan menjadi pembantu rumah tangga sekaligus budak seks Luna. Luna tak jarang mengajak Runi saat kantornya menyuruh Luna untuk perjalanan dinas keluar kota. Sudah tidak terhitung berapa kota yang telah mereka tandai dengan percintaan kamar hotel mereka. Satu-satunya yang belum Luna lakukan adalah mengajak Runi keluar negeri.

Selesai.


Titan Gel Asli Di Solo
 

Cerita Sex Dewasa Mesum Ngentot Pembantu Terbaru 2017

Cerita Sex Dewasa Mesum Ngentot Pembantu Terbaru 2017 – Pak Boni merupakan kalangan menengah keatas. Di bekerja di bidang telekomunikasi. Dia mempunyai 2 buah kendaraan dan sebuah rumah yg cukup ditinggali bersama istri dan anak semata wayangnya. Pak Boni mempunyai seorang pembantu untuk mengurus rumahnya. Namanya Yani usia 21 tahun. Dia berawsal dari jawa tengah. Sudah hampir setahun dia mengabdi pada keluarga pak Boni. Yani diperlakukan dgn baik oleh keluarga pak Boni sehingga membuatnya betah walopun dia harus berpisah dgn suaminya yg menjadi petani di kampungnya.

Pak Boni hanya memiliki seorang anak namanya Erik. Saat ini usianya sudah 18 tahun. Dia bersekolah disebuah SMA swasta yg bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai anak tunggal membuat semua perhatian dan harta dari pak Boni tertuju kepadanya.

Sore itu pukul 3 sore. Sepulang dari sekolahnya Erik merasa sangat lelah. Dia berganti pakaian dan lalu menuju di ruang TV. Dia melihat TV dgn menyandarkan punggungnya di sofa. Pak Boni sendiri tentu saja masih ada di kantornya. Dengan kemacetan Jakarta membuat dia paling cepat bisa sampai di rumah pukul 7 malam. Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Yani, dia sedang mengerjakan tugas sehari – harinya. Kali ini dia sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV tempat Erik berada.
Sebenarnya tidak ada acara TV yang menarik bagi Erik, dia pun mulai merasa bosan. Namun, sesaat sebelum Erik beranjak dari sofa malasnya. Tiba –tiba dia melihat Yani duduk mengangkang di depannya. Belum hilang kagetnya Erik, kemudian secara tak terduga Yani mendekap Erik ke dada besarnya.

5 menit sebelumnya…

“Kenapa juga sih aku jadi mikirin video bokep yg dikirim sama si Wati, mas Bowo juga kalo diajak bicara kotor suka ga mau..iihh…”

Begitulah, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling tukar video bokep. Dan pagi tadi, Wati menyebarkan video porno barunya ke pembantu – pembantu lain. Berbeda dengan Wati dan sebagian pembantu lainnya yang di malam harinya bisa bertemu suaminya (Wati adalah pembantu yang tinggal di sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Yani adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan dan biasanya pulang setahun dua kali saja.

Walhasil Yani pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di malam hari dia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah, akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharian mencangkul sawah. Namun pucuk dicinta ulam pun tiba, Ditengah birahinya sedang naik dia melihat Erik sdg begong melihat TV.

“Tumben nih den ganteng udah pulang. Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini. Ga salah deh klo den Erik jadi idola pembantu2 disini hihihi…. Duh makin gatel aja nih meki”

Yani menyapu dengan tidak tenang. Dia berpikir untuk berbuat nekat. Dia tahu resikonya sangat besar. Jika Erik menolak dan melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Yani sebagai PRT di rumah ini akan lenyap.

“Ah bodo amat. Mekiku udah ga bisa diajak kompromi. Masa sih den Erik ga suka ama toketku sementara Pak Edi aja sampe kelojotan”

Pak Edi merupakan satpam kompleks. Dia memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Yani. Yani terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Yani yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh pak Edi untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna. Untung saja baru titfuck saja pak Edi sudah KO. Sehingga amanlah meki Yani dari kontol pak Edi. Walau Yani jablay (jarang dibelai), namun dia juga pilih2 untuk melampiaskan nafsunya hehehe.

——————————————————————————————————————-

“Aaahhh…ayo den, nikmati tetek mbak Yani ini” ucap Yani sambil mendekap kepala Erik.
“Hmmmphhhh” Erik mencoba melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas. Namun dekapan Yani sangat kuat sekali. Kemudian Yani melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dia melepaskan kaos dan branya lalu mendekap Erik kembali.

Erik yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudian

“hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukanya langsung bertemu dgn kulit toket Yani. Dia merasakan nikmatnya kekenyalan toket Yani. Dia menggoyang2kan pinggulnya, sambil menggesek2an vaginanya ke tonjolan di celana Erik. Walaupun keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Yani memakai rok lebar dan celana dalam, sedangkan Erik menggunakan celana boxer dan celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer.

Rupanya Erik mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Yani.

“Hisap donk pentil ku den”

Erik pun langsung melahap putting kiri Yani. Terlihat betul gerakan Erik masih kaku dikarenakan belum berpengalaman dalam sex . Dia hanya menghisap2 putting Yani. Kemudian Yani perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Yani melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontol Erik semakin keras.

“Iiihhh kontolnya sudah ngaceng ya?” goda Yani.

“Gimana ga ngaceng la wong di kasih tetek sama digesek2 memek mbak Yani.

“Ayo dikeluarin donk kontolnya den”

Erik pun menurutinya, dia melepaskan celana pendek dan celana dalamnya. Dengan sigap Yani langsung mengocok kontol Erik.

“Den Erik sudah siap menuju surga dunia?”

Nampaknya Yani sudah tidak sabar imgin segera merasakan kontol Erik. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dia pulang ke kampung. Lagipula dia merasakan rangsangan Erik tidak ada apa – apanya. Jadi dia pikir langsung saja ditancap.

“Iii…iya mbaak…”

“Emang den Erik belum pernah ya sebelumnya?”

Erik cuma menggeleng.

“Bentar den sebelum dimasukan Yani mau mengambil hp dulu”

Lalu Yani mengambil hp di saku roknya dan dia selfie dgn Erik.

“Kog foto segala mbak buat apa?”

“Buat disombongin ke pembantu2 lain. Den Erik kan favoritnya pembantu2 sini. Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya pada bayangin den Erik…hehehhe…”

Erik tidak peduli. Dia masih saja memainkan toket Yani. Dia tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. Dia pernah secara tidak sengaja menyentuh toket pacarnya, dan sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini.

Tak lama kemudian “Bleeesss…” Yani akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.

Setelah masuk seluruhnya, Yani diam dan tidak goyang dahulu. Dia sedikit tersenyum menahan tawa melihat muka Erik yang dilanda kenikmatan untuk pertama kalinya. Yani semakin gemas dengan muka anak majikannya ini. Erik fokus dengan kenikmatan yang dirasakan kontolnya. Yani menciumi wajah tampan milik Erik. Erik yang merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantunya itu.

Perlahan–lahan Yani mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati ketampanan muka Erik. Ciuman dari Yani mulai turun ke leher Erik. Yani meninggalkan banyak cupangan di leher Erik tersebut. Yani sangat menikmati mengeksplor Erik, Wangi tubuh Erik yang sering merawat diri benar–benar memabukkan Yani.

Yani semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Terlihat Erik yang baru pertama kali ngeseks benar–benar kewalahan menghadapi kebinalan pembantunya yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal ini.

“Ooohhhh..aaahhh….” desah Erik. Terlihat Erik berusaha keras menahan dorongan spermanya untuk segera keluar. Mukanya memerah. Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudian.

“Crooottt…crooott…crooott….” Sperma kental keluar dari kontol Erik di dalam memek Yani.

—————————————————————————————————————————————–

“Hy Erik ayo bangun. Kebiasaan klo nonton tv sampe ketiduran. Pindah ke kamar sana” Tiba – tiba Erik terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar.

Erik yang terbangun lalu dia meraba raba tubuhnya. Ternyata dia masih berpakaian lengkap. Namun dia memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.

“Huh sial ternyata aku cuma mimpi basah kukirain beneran nyata” gumam Erik.

Dari kamar, Ibunya lalu berteriak

“Erik jangan lupa kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman demam berdarah. Tuh leher kamu bentol2 digigit nyamuk”

Erik kaget. Hah bentol–bentol. Sekilas lalu dia bertukar pandang dengan pembantunya yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Yani tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Erik sambil menggigit bibir.

“Tadi tuh mimpi ga sih?” tanya Erik dalam hati.

Erik yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. Dia buka ternyata dari nomor yang tidak dia kenal. Dan isinya adalah

“Makasih banget ya den Erik. Kapan2 kita ngentot lagi ya. Tapi nanti den Erik minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”

Membaca itu Erik senang sekaligus bingung sekaligus takut.

Senang karena dia benar–benar merasakan tubuh nikmat pembantunya. Dan mungkin bukan hanya saat itu saja. Ke depannya mungkin dia akan lebih sering menikmati tubuh pembantunya.

Bingung karena kenapa dia bisa menikmati bermain seks dengan pembantunya. Padahal pembantunya sangat berbeda tipenya dibandingkan pacarnya saat ini. Wanda, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus yg wajah cantik.

Dan takut, bagaimana jika pembantunya cerita ke orang tua atau orang di sekitar kompleksnya. Bisa hancur nama baiknya. Apalagi dia ingat pembantunya sempat mengambil foto.

Sementara di dapur, Yani masih tersenyum2 penuh kemenangan. Dia yakin Erik sudah takluk pada dirinya. Dia bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan, tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini.

Dan memang, kisah ini belum berakhir sampai disini….

-bersambung-